Ora Et Labora
18:16:00
Hi... Baru sempat nulis lagi di sini. Beberapa hari ini saya disibukkan dengan kegiatan urus mengurus nilai. Bolak balik ke kampus demi mengurus nilai yang ngga keluar di siakad. Well, agak ribet memang tapi setidaknya bisa kembali ngobrol sama teman-teman sepermainan pas ketemu di kampus. Saya sempet ngobrol sama salah seorang temen saya, tahu kan bahan omongan mahasiswa tingkat akhir apa. Yah, ngga jauh-jauh dari ipk (indeks prestasi kumulatif) dan juga ujung-ujungnya jadi flashback perjalanan kuliah dari semester 1 sampai sekarang. Temen saya itu tanya ipk saya dan saya bilang yang sejujurnya sama dia kalau ipk saya ngga sebagus teman-teman yang lain. Dia kaget dan bilang, "Kamu sebenernya pinter. Saya tahu itu. Kamu tuh cuma malas."
Saya jadi tersadar sendiri kalau ternyata saya memang malas bisa dibilang juga kehilangan semangat kuliah dan juga telah kehilangan ketekunan sejak semester 1. Sejak kepergian papa saya, semangat saya untuk kuliah malah hilang. Mungkin orang-orang terdekat dengan saya ngga tahu hal itu. Saya jadi suka telat ke kampus dan jarang belajar. Alhasil beberapa semester saya lewati dengan kesuraman karena ips (indeks prestasi semester) saya buruk. Teman-teman terdekat saya di kampus dan di sebuah komunitas banyak yang complaint. Kenapa saya bisa sampai seperti gitu. Saya cuek-cuek aja, toh mereka ngga pernah tahu apa yang saya alami. Saya berusaha dengan kekuatan saya untuk berubah dan juga untuk mendapatkan ips dan ipk yang bagus. Tapi saya tetap dapat hasil yang buruk juga sampai semester 5. Semester ini, saya lagi-lagi berusaha untuk mendapatkan hal itu lagi dan ternyata saya bisa. Saya kaget. Saya baru sadar ternyata saya ngga bisa mencapai ips dan ipk yang bagus dengan kekuatan gaya sendiri. Saya perlu Tuhan. Semester kemarin saya hampir setiap pagi berdoa dan belajar. Ternyata usaha itu ga sia-sia. Ora et Labora. Ya saya yakin itu. Setiap usaha yang kita jalani harus diimbangi dengan doa kepada Tuhan.
Saya jadi tersadar sendiri kalau ternyata saya memang malas bisa dibilang juga kehilangan semangat kuliah dan juga telah kehilangan ketekunan sejak semester 1. Sejak kepergian papa saya, semangat saya untuk kuliah malah hilang. Mungkin orang-orang terdekat dengan saya ngga tahu hal itu. Saya jadi suka telat ke kampus dan jarang belajar. Alhasil beberapa semester saya lewati dengan kesuraman karena ips (indeks prestasi semester) saya buruk. Teman-teman terdekat saya di kampus dan di sebuah komunitas banyak yang complaint. Kenapa saya bisa sampai seperti gitu. Saya cuek-cuek aja, toh mereka ngga pernah tahu apa yang saya alami. Saya berusaha dengan kekuatan saya untuk berubah dan juga untuk mendapatkan ips dan ipk yang bagus. Tapi saya tetap dapat hasil yang buruk juga sampai semester 5. Semester ini, saya lagi-lagi berusaha untuk mendapatkan hal itu lagi dan ternyata saya bisa. Saya kaget. Saya baru sadar ternyata saya ngga bisa mencapai ips dan ipk yang bagus dengan kekuatan gaya sendiri. Saya perlu Tuhan. Semester kemarin saya hampir setiap pagi berdoa dan belajar. Ternyata usaha itu ga sia-sia. Ora et Labora. Ya saya yakin itu. Setiap usaha yang kita jalani harus diimbangi dengan doa kepada Tuhan.
Semester depan ini dimulai bulan Februari. It means bentar lagi. Saya harus kembali berusaha dan yang terpenting berdoa. Ke depannya akan ada tantangan yang baru yang akan saya hadapi tapi saya percaya Tuhan ngga pernah tinggalkan saya dan kalian semua. Tuhan bersama orang-orang yang percaya kepada-Nya. Let's walk and fight with God!
"Tuhan ngga pernah tinggalkan saya dan kalian semua. Tuhan bersama orang-orang yang percaya kepada-Nya."
0 comments
Give Me Your Comment