Jalan-jalan Hari Kedua
23:19:00Pengalaman yang saya dan teman saya dapat di Bandung pada hari pertama tidak membuat kami kehilangan semangat untuk kembali menyusuri kota kembang tersebut.
Sebelum menyusuri kota Bandung, kami bersiap-siap untuk menikmati sarapan terlebih dahulu. Sarapan yang disediakan oleh homestay cukup untuk menambahkan energi kami untuk jalan-jalan saat itu. Setelah kami menghabiskan sarapan, kami langsung beranjak dari meja makan kami. Tujuan pertama kami adalah mencari museum KAA. Konon tempat itu adalah saksi konferensi pemimpin negara Asia dan Afrika. Kami berjalan kaki dari homestay, melewati pasar baru. Pasar baru di Bandung dan Jakarta ternyata tidak ada bedanya. Di daerah sekitar pasar cukup banyak warga Tionghoa yang tinggal di daerah tersebut. Entah berapa kilometer yang kami jalani (mungkin agak lebay...), yang pasti kami senang sekali ketika melihat Jl. Asia Afrika. Oh, berarti museumnya tidak terlalu jauh dari sini. Alih-alih menemukan museum KAA, kami malah melihat salah satu mesjid di Bandung. Ramai sekali pengunjung mesjid ketika hari minggu dan juga pedagang yang berjualan di halaman mesjid.
Kami ingin sekali melihat bagian dalam mesjid ini tetapi berhubung saat itu sedang ramai, kami membatalkan niat kami. Kami melanjutkan perjalanan kami menyusuri jalan Asia Afrika bermodalkan GPS dan pertanyaan kepada penduduk setempat, "Pak, museum KAA dimana ya?".
Usaha kami membuahkan hasil, kami sampai juga di museum KAA. Suasana minggu pagi di Jalan sekitar museum KAA cukup sepi. Hanya ada sekelompok anak pelajar yang sedang bermain sepeda dan berfoto di sekitar gedung museum.
Suasana Minggu Pagi di Depan Museum KAA |
Bermain Sepeda di Depan Museum |
Di Depan Museum |
Gong Penanda |
Foto saat Bung Karno memeriksa kebersihan toilet di gedung KAA |
Pancasila - Versi Bahasa Indonesia & Inggris |
Entrance Gate |
Peraturan yg diterapkan dalam sistem Apartheid |
Mandela's speech |
Ruangan yang dipakai untuk Konferensi Asia Afrika |
Jarak dari museum KAA ke Jalan Braga tidak terlalu jauh sehingga kami memutuskan untuk berjalan kaki. Selain hemat, badan juga sehat kan?
Sampai di Jalan Braga, kami baru menyadari kalau jalan tersebut memang terlihat berbeda. Kami menyusuri sepanjang jalan Braga sambil menangkap gambar bagus dengan kamera saku kami sambil melihat-lihat restoran di sepanjang jalan tersebut. Pilihan kami jatuh pada salah satu restoran bebek, BEBEK GARANG. Konon restoran ini terkenal sekali di Bekasi. Bebek menjadi menu andalan di restoran ini (Ya iyalah, namanya juga restoran bebek :p). Makanan dan minuman yang ditawarkan di sini tidak terlalu mahal, ya standarlah sekitar 20-30 ribu untuk sekali makan.
Welcome to Jl. Braga |
Jalanannya Unik |
Bebek Garang di Jl. Braga |
Bebek Garang Menu |
-Bersambung-
0 comments
Give Me Your Comment