Malam-malam di London
22:55:00
Beberapa minggu ini saya disibukkan dengan urusan pekerjaan. Jadi, awal bulan Juli kemarin saya memutuskan untuk berpindah kantor. Saya tidak lagi bekerja di YCAB. Sekarang saya bekerja di salah satu sekolah di Jakarta Selatan sebagai Program Development Staff. Ya, sedikit sedih sih karena harus meninggalkan murid-murid but life must go on agar kantong tetap berisi :p Sudah waktunya memikirkan masa depan yang cerah di depan sana.
Anyway, masih ingat perjalanan panjang saya dari Indonesia mencapai Inggris? Buat yang belum baca, coba dibaca dulu di sini.
Setelah menempuh perjalanan panjang Indonesia-Singapore-London, saya akhirnya menjejakkan kaki di London pada malam hari dan dijemput oleh Bang Masao (salah satu teman yang dikenalkan oleh teman kantor saya melalui Whatsapp).
Setelah bertemu dengan Bang Masao, saya dikenalkan dengan beberapa orang Indonesia juga, kenalan Bang Masao yang kebetulan akan berlibur juga di London. Begitu kami keluar dari bandara, saya langsung merasakan angin semilir yang membuat tubuh saya kedinginan. Padahal saya waktu itu sudah memakai jaket yang cukup tebal. Lebih dingin dari Puncak, Jawa Barat brooo :p
Kami berjalan sebentar menuju sebuah pintu yang membawa kami ke Underground kalau bahasa kita kereta bawah tanah. Masalahnya saya belum mempunyai kartu tranportasi London. Jadi, London itu menggunakan kartu tranportasi untuk pembayaran namanya Oyxter Card. Kartu itu dapat digunakan untuk pembayaran beberapa transportasi seperti underground, bus, dan national railway. Saya membeli kartu ini dengan harga 10 GBP, lumayan mahal tetapi kalau melihat transportasinya yang cukup bagus ya bolehlah.
Di London setiap orang naik atau turun dari kendaraan dengan tertib tidak seperti di negara kita. Heran kenapa ya kita harus saling mendorong ketika naik atau turun dari kendaraan. Susah banget kayanya untuk tertib :( Selama di sana, saya harus menghilangkan kebiasaan transportasi saya di Jakarta; saling mendorong karena takut ketinggalan atau tidak menghiraukan penumpang yang turun terlebih dahulu.
Oke balik lagi ke cerita saya. Setelah membeli Oyxter Card, saya pun naik ke dalam underground dan berhenti di Piccadily Circus. Setelah keluar dari underground, langit sudah gelap tetapi kehidupan malam kota London rasanya baru dimulai. Karena ketika saya hendak menghubungi teman saya di dekat Piccadily, saya melihat bus berisi sekumpulan remaja lewat, joget diiringi musik di dalam bus tersebut dan maybe mereka mabuk juga.
Dok. Pribadi (Maaf agak blur. Efek jetlag :p) |
Setelah tidak berhasil menghubungi teman saya, saya dan bang Masao memutuskan untuk pergi ke KBRI London karena kontak terakhir saya dengan dia, dia menyebutkan kalau dia sedang berada di sana.
Dari Piccadily ke KBRI London kami berjalan kaki karena jarak yang tidak terlalu jauh. Entah bagaimana nasib saya kalau tidak ada bang Masao yang menjemput saya dan membantu saya untuk membawa koper saya yang berat itu.
Sesampainya di KBRI London, saya bertemu dengan teman kuliah saya. Kami satu jurusan tetapi beda prodi (program studi) dan honestly saya ngga terlalu sering ngobrol dengan dia. Untungnya dia bukan orang yang kaku. Saya bisa langsung mengobrol santai dengan dia. Setelah saya bertemu dengan dia, bang Masao izin pamit pulang. Thank you bang Masao!
Saya dan teman saya, Ince pun pulang ke kost-an Ince di Lewisham. Konon Lewisham merupakan kota kecil di pinggiran London yang banyak dihuni oleh orang Imigran dan benar saja ternyata banyak sekali orang kulit hitam dan India di sana. Oh ya untuk sampai ke Lewisham dari KBRI London, saya 2x naik bus. Thank God di dalam busnya ada tempat untuk menaruh koper, jadi berpergian dengan koper di London itu tidak masalah.
Butuh waktu sekitar 1 jam untuk mencapai Lewisham dengan bus. Pengalaman pertama saya naik bus di London cukup unik karena sopir bus yang saya tumpangi adu mulut dengan seorang penumpang, seorang ibu terkait masalah kartu transportasi. Kami terpaksa pindah bus dikarenakan masalah kecil tersebut. Nah, ketika sudah pindah bus lucunya kami bertemu dengan seorang laki-laki berumur sekitar 30an dan berbicara sendiri seperti orang gila. Ternyata kata teman saya, pria itu mabuk, Konon penduduk London tidak diperbolehkan membawa mobil setelah mabuk-mabukan. Mereka harus menaiki transportasi umum.
Sesampainya di Lewisham, teman saya membelikan makan malam untuk saya, Fish and Chips. dengan porsi yang cukup besar. Saya sampai harus menyisakan makan malam saya karena perut saya tidak bisa menampung porsi yang sebesar itu. Rasanya ya lumayanlah.
Dok.Pribadi |
Dok.Pribadi |
Dok.Pribadi |
Setelah perut kenyang, saya langsung ganti baju dan bersiap untuk tidur. Sayangnya malam itu saya tidak bisa langsung tidur karena saya masih jetlag setelah 12 jam penerbangan.
Malam pertama di London sungguh menyenangkan.
0 comments
Give Me Your Comment