Perjuangan Belum Berakhir
09:47:00
Sebelum saya melanjutkan tulisan saya terakhir tentang perjalanan saya ke Inggris, kali ini saya mau sedikit flashback ke 2016.
Tahun 2016 merupakan unpredictable year untuk saya. Dimulai dari perjalanan saya ke Inggris sampai pindah ke kantor baru yang letaknya hanya 15 menit (jika naik motor) dari rumah saya.
Dulu saya pernah bilang ke diri saya sendiri kalau saya ingin bekerja di NGO, hanya 1 tahun saja karena saya hanya mau mencari pengalaman mengajar non-formal. Rencana saya ternyata berbeda dengan rencana-Nya. Saya bekerja di NGO selama hampir 3 tahun. Tidak pernah terpikir oleh saya untuk bekerja selama itu di NGO. Banyak orang dan hal di NGO itu yang membentuk hidup saya selama hampir 3 tahun.
Di pertengahan tahun, 1 bulan setelah saya pulang dari Inggris tiba-tiba mama saya jatuh sakit dan saya pun memutuskan untuk pindah kerja saat itu juga. Saya membuka situs pencari kerja dan apply di beberapa sekolah, termasuk di kantor sekolah tempat saya bekerja sekarang ini. Hanya ada beberapa yang merespon dan betapa kagetnya saya ketika kantor saya memanggil saya untuk tes masuk kerja setelah itu interview dengan manajernya. Tidak pernah terpikir oleh saya bekerja di depan laptop seharian di kantor ini. Saya tidak lagi mengajar di sekolah tetapi bekerja di kantor pusat sebuah sekolah menjadi staf pengembangan program. Pekerjaan saya di sini masih berkaitan dengan bidang pengajaran Bahasa Inggris. Saya membuat silabus, rencana pembelajaran dan juga memberikan pelatihan untuk para guru di sekolah ini. Ya walaupun tidak mengajar, at least masih berkaitan dengan passion saya dalam bidang pengajaran Bahasa Inggris.
Di Kantor Baru |
Saya kadang dibuat heran sama pekerjaan Tuhan. Saya yang suka nakal aja masih diperhatiikan ya sama Dia. Dia memberi kesempatan untuk saya dapat ke luar negeri dan mendapat pekerjaan yang bagus.
Supaya saya tidak nakal lagi, beberapa minggu setelah saya bekerja di kantor baru. Dia mengizinkan mama saya sakit lagi sampai harus bolak balik ke rumah sakit. Sampai akhirnya di bulan November kemarin, mama saya yang selama ini mempunyai riwayat tiroid harus menerima keputusan dokter untuk operasi pengangkatan tiroid karena tiroidnya sedikit mengganggu pernapasan mama saya. Mama saya pun menjalani operasi tiroidnya akhir November kemarin setelah pergumulan panjang saya dan kakak untuk meyakinkan dia menjalani operasi tersebut.
Saya pikir kalau mama saya sudah operasi tiroid, mama saya bisa kembali menjalani hidupnya seperti biasa tetapi ternyata tidak. Setelah operasi tiroid, kami diberitahukan dokter kalau hasil operasi menunjukkan kalau ternyata tiroid mama saya itu menunjukkan keganasan dan harus dioperasi lagi, padahal saat ini saya dan kakak-kakak saya sedang mengobati tulang belakang mama yang kembali nyeri pasca operasi pengangkatan tiroid kemarin. Sekarang mama harus kembali bolak balik ke rumah sakit dan mengalami stres yang cukup berat karena belum bisa menerima hasil operasi yang kurang baik itu.
Karena penasaran dengan hasil operasi mama saya yang kurang baik itu, saya pun mencoba cari tahu cerita pengalaman orang yang pernah mengalami hal yang sama seperti mama saya hingga sampailah saya di blog mba Tri Wahyuni dan mba Wiyati. Saya memberanikan diri untuk ngobrol dengan mereka tentang tiroid yang mereka alami via Whatsapp. Mereka malah memberikan saya semangat dan mengingatkan saya untuk tetap merawat dan memberikan semangat untuk mama saya. Mereka bilang bahwa banyak selain mama saya yang mengalami penyakit tiroid yang sama bahkan harus berkali-kali dioperasi dan bolak balik ke rumah sakit. Mereka juga mengajak umtuk bergabung ke Pita Tosc, sebuah komunitas untuk caregiver dan pejuang tiroid di Indonesia. Saya join group Pita Tosca di Facebook dan Whatsapp. Saya tidak merasa sendiri lagi. Ternyata banyak orang di luar sana yang ternyata sedang berjuang untuk penyakit tiroid yang mereka alami dan juga berjuang menjaga orang yang mereka kasihi untuk sembuh dari penyakit itu.
https://www.facebook.com/groups/638451702962155/ |
Di 2017 ini, perjuangan saya dan kakak-kakak belum berakhir. Kami harus terus berjuang untuk sehat supaya kami dapat merawat mama kami yang selama puluhan tahun merawat kami dari kami kecil sampai sekarang. Kami juga harus berjuang menjaga iman kami untuk tetap percaya pada-Nya bahwa apapun yang terjadi dalam hidup kami, semua itu ada dalam kendali-Nya. Dia tidak pernah tidur. Dia tahu yang terbaik untuk mama dan keluarga kami.
Mari berjuang!
Fighting!!!!
0 comments
Give Me Your Comment