Lam Wah Ee Hospital, Penang |
Salam kenal untuk teman-teman yang mampir ke blog ini.
Saya sempet cerita tentang pengalaman berobat ke Penang 1 bulan sebelum pandemi ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia atau WHO.
Selama pandemi, saya gak bisa menemani mama berobat. Efeknya kami gak sadar kesehatan tulangnya kembali menurun. Mama mengeluhkan kembali nyeri hebat dari punggung menjalar sampai ke kaki.
Kami sempat mencoba ke rumah sakit swasta lagi di JakSel tapi lagi-lagi kesal dengan sistem berobatnya. Uang yang kami keluarkan tidak sepadan dengan kecepatan berobat.
Kami pun memutuskan kembali berobat ke Penang di bulan Maret 2024.
1. Persiapan Sebelum ke Penang
Pastinya saya cek ketersediaan dokter ortopedi di rumah sakit Lam Wah Ee, Penang. Saya mengirim email ke customer service apakah dokter yang dituju ada di tanggal kedatangan kami.
Setelah itu, saya cek tiket pesawat. Sedih banget cuma tersedia 2 maskapai direct flight ke Penang; Batik Air dan Air Asia. Citilink sudah gak sediakan direct flight ke Penang. Kalau mau murah harus transit di Kuala Lumpur atau Medan.
Lanjut saya cek penginapan di Penang. Masih inget Mewah Court yang dekat banget sama Lam Wah Ee? Sudah gak bisa disewakan untuk turis. Sejak Covid-19, aturan tentang sewa apartemen untuk turis semakin ketat.
Saya memutuskan untuk cek airbnb dan mencari apakah ada yang menyewakan apartemen dekat RS. Puji Tuhan ada walaupun proses check-in nya agak repot. Saya harus menulis data diri (termasuk nomor ponsel), in case ada masalah selama saya dan keluarga menginap di apartemen itu.
Semua beres, saya, mama, dan kakak berangkat ke Penang.
2. Keberangkatan ke Penang
Keberangkatan ke Penang |
Kami memutuskan berangkat naik Batik Air. Jadwal penerbangannya tidak terlalu pagi.
Bandara Penang |
Kami sampai di Penang sekitar pukul 14.00. Antrian imigrasi cukup panjang. Selesai urusan imigrasi, saya langsung pesan taksi online.
Sesampainya di apartemen sewaan, kami istirahat.
Ke Pasar |
Di sore hari, kami belanja ke pasar terdekat untuk stok makanan selama di Penang. Selain untuk menghemat, mama juga gak terlalu suka beli makanan di luar.
!!PENTING!!
Kamu harus isi kartu kedatangan digital Malaysia di Bandara Penang. Ini adalah dokumen wajib yang harus kamu isi untuk memasuki Penang per 2024.
3. Proses Berobat Selama Lam Wah Ee, Penang
Seperti yang saya ceritakan di atas. Mama gak berobat ke Penang selama Pandemi. Jadi, dokter ortopedi meminta untuk cek darah dan X-Ray untuk cek kondisi tulang.
Kami kembali ke dokter setelah semua proses selesai untuk mendengarkan hasil pemeriksaan.
Proses Berobat |
Dari hasil pemeriksaan, kondisi tulang mama memang sudah sangat rapuh. Mama sempat stop minum kalsium dan vitamin D. Hal itu menyebabkan beliau mengalami pengapuran dan menyebabkan nyeri di punggung menjalar sampai kaki.
Dokter memberi tindakan suntik untuk memperkuat kondisi tulang mama. Namun, kami lupa meminta obat anti nyeri. Kami pikir nyeri akan hilang setelah mama disuntik.
4. Jalan-jalan di George Town, Penang
Kami mengajak mama jalan-jalan di kota tertua di Penang. Dokter bilang mama boleh jalan kaki. Sekalian biar kena matahari pikir kami.
Jl. Padang Kota Lama |
Kami eksplor daerah pinggir pantai yang belum pernah kami datangi. Namanya Esplanade/Padang Kota Lama. Area ini merupakan karena saksi sejarah kemerdekaan Penang dari Inggris.
Di Esplanade kamu bisa melihat langit oranye di sore hari sambil menikmati semilir angin pantai. Asik kali ya minum air kelapa muda.
Kami sempat mau makan di Esplanae tapi kok gak ada makanan yang menarik.
Jelutong Night Market |
Kami pun cari makan di dekat apartemen. Hari itu, ada pasar malam (Jelutong Friday Night Market) yang menjual berbagai macam kuliner lokal.
Char Koay Teow |
Kakak membeli nasi kandar untuk dimakan bersama mama. Saya memilih char koay teow. Udah lama banget gak makan koay teow Penang.
5. Pulang ke Jakarta
Kami selalu kasih 1-2 hari tambahan tiap kali berobat. In case, mama perlu berobat tambahan lagi karena efek obat atau yang lain.
Kami awalnya mengajak mama untuk berobat untuk ke dokter onkologi dan penyakit dalam. Kami ingin tahu perkembangan tiroid mama. Tapi mama tidak mau.
Ya sudah, kami pun mengisi sisa 2 hari dengan santai di apartemen. Saya sempat mengajak mama jalan-jalan ke pasar tradisional dekat apartemen. Tentunya saya eksplor Penang lagi sendirian. Hehehe
Kepulangan kami ke Jakarta sempat mengalami kendala saat hendak take off. AC di dalam pesawat tiba-tiba mati. Hampir 45 menit kami kepanasan di dalam pesawat. Puji Tuhan AC menyala setelah ada beberapa penumpang komplain ke pramugari. Penerbangan ke Jakarta bisa terlaksana. Kami sampai di Jakarta dengan selamat walaupun tidak sesuai jadwal.
Sekian cerita ke Penang bulan Maret kemarin.
Kalau kamu ada pertanyaan seputar berobat ke Penang, tulis di kolom komentar aja ya.
Stay healthy all!