Mempelajari sesuatu yang baru merupakan hal yang paling menyenangkan. Sekitar 2 bulan yang lalu saya diamanatkan oleh yayasan tempat saya bekerja untuk mengikuti konferensi guru-guru. Sebenarnya ini bukan konferensi melainkan lebih tepat jika dikatakan seminar. Apa bedanya konferensi dengan seminar? Silahkan tanya sendiri kepada mbah Google.
Konferensi ini diadakan oleh Djalaluddin Pane Foundation di Perpustakaan Nasional, dengan mengangkat tema "Pemanfaatan TIK dan kesiapan guru dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015". Awalnya saya melihat flyer acara ini bertebaran di beranda facebook saya. Saya berniat ikut tetapi saya patah arang karena acaranya dimulai pada pukul 08.00 pagi. H-3 saya memberanikan diri bertanya kepada akademik manajer saya tentang undangan konferensi tsb, apakah yayasan saya diundang atau tidak. Betapa terkejutnya saya ternyata yayasan saya mendapat undangan via email dari panitia acara tsb. Akhirnya saya membujuk manajer saya untuk dapat mewakili yayasan mengikuti konferensi yang menarik ini.
And there I was.....
Saya pun terpilih untuk mengikuti konferensi guru tsb. Pada tanggal 26 November 2014 kemarin,saya tiba lebih awal dari kedua rekan saya yang juga terpilih. Saya datang tepat pukul 08.00 pagi, langsung berfoto, registrasi, mengambil nametag peserta konferensi dan duduk manis di dalam ruangan konferensi.
Sesi 1 yang semula dijadwalkan pukul 09.30 dimajukan menjadi pukul 09.00 . Itu semua berkat ketegasan salah satu dosen favorit saya selama di UNJ, Prof. Arief Rahman. Beliau menyampaikan materi tentang bagaimana guru mempersiapkan diri untuk menghadapi persaingan kompetitif yang akan terjadi di kalangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Hal yang paling saya ingat dari materi yang beliau sampaikan adalah,
"Jadilah guru yang menginspirasi...."
Guru tidak hanya perlu mempersiapkan ilmu pengetahuan yg akan dibagikan kepada para peserta didik tetapi juga karakter dan kehidupan yg akan memberikan inspirasi kepada peserta didik untuk kehidupan mereka.
Setelah hampir 1 jam pak Arief menyampaikan materi dan juga tanya jawab dengan para guru, peserta konferensi, beliau menutup sesi 1 dengan senyuman.
Prof. Arief Rachman |
Sesi 2 tidak kalah menarik dengan sesi 1. Sesi 2 disampaikan oleh seorang dosen yang sudah lama berkecimpung di dunia teknologi pendidikan. Beliau bernama bapak Uwes. Materi yang disampaikan cukup menarik. Beliau memaparkan contoh-contoh pembelajaran yang menerapkan Teknlogi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan juga mendorong para peserta untuk coba menggunakan social media dalam pembelajaran karena pelajar jaman sekarang tidak bisa lepas dari social media. Well, why don't we try?
Bapak Uwes |
Sesi terakhir dibawakan oleh seorang yang bisa dibilang sukses. Beliau adalah bapak Wijaya atau biasa dipanggil Om Jay. Om Jay adalah guru sekaligus blogger yang berhasil mendapat banyak penghargaan berkat ketekunannya dalam menulis di blog pribadinya. Pada sesi terakhir ini saya mendapat banyak ilmu terutama tentang blog. Bagaimana blog dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan juga media untuk mencari uang :) Jadi semangat lagi buat ngeblog!
Overall, otak saya kembali disegarkan. Saya seolah mendapat suntikan untuk kembali fit mengajar dan mengaplikasikan ilmu baru terutama tentang pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.
Let's say no to GAPTEK!